assalamualaykum,,,
hallo teman teman semunya, sepertinya sudah hampir berbulan bulan tidak memberikan ide atau apapun dalam blog ini. Such a long long time… rasanya udah lamaa banget, udah merasa kaya berdebu banget ini rumah kedua.
alasan utamanya sih males, ide banyak banget, numpuk bagai tumpukan buku yang siap dibaca, namun tergerus masa hingga hanya ada debu yang semakin menua.
mau cerita apa sih kali ini, dari judulnya agak serius amat,, hahahaha..
yes, today I want to wrote something important in my life. Almost in every single day i thinking about this.
flashback kepada 8 tahun silam, saat mash duduk dibangku kuliah bachelor (sarjana), atau mungkin harus flashback ke sepuluh tahun silam saat masih duduk di bangkau SMA.
oke, lets start from my putih abu story.
Semasa SMA, dan bahkan sejak SD pun, saya bukan tipe siswa yang high end, atau kata lainnya yang penuh segudang prestasi. Saya termasuk siswa yang DATAR, minim prestasi, dan gak punya IMPIAN. Suka gak PEDE dengan keadaan sendiri. Gak yakin akan sesuatu yang menurut saya gak pantas saya dapat. Jika melihat hasil prestasi saya, saya selalu berada di kelas MENENGAH. Maksudnya menengah disini, dibilang bodoh juga enggak, dibilang pinter juga jauh banget, alias pas pas-an. Nilai MERAH udah pernah di dapet (ada yang pernah ngalamin nilai merah?? dont worry,, stay cool dan keep our positive vibes). Inget Banget, saat dapet nilai MERAH, saya udah di RE-tes 3 kali dan hasilnya tetep dibawah standar. dan dengan terpaksa, di raport di tulis angka 5 dengan tinta merah.. (Sedihhhhh hahahaa)… tapiiiii justru dari situ jadi motivasi untuk belajar, hingga saya masuk ke jurusan yang saat itu di luar kemampuan akademis saya. :p. Masuk kuliah pun dengan nilai pas pas-an. di ibaratkan, kalo ada batas minimal masuk suatu jurusan, maka bisanya yang paling minimal itu diisi oleh nama saya, ALHAMDULILLAh,,, masih ada Jalan,
btw, apa hubungannya dengan judul? ini cerita panjang ko g ad ahubungannya dengan judul :p,, hihi sabar yah pemirsah,, kalo lagi hobi nulis bakalan puanjang banget nih ceritanya..
Sebenarnya, tulisan ini mau saya dedikasikan untuk diri saya sendiri, flashback kepada beberapa moment penting dalam hidup saya yang sudah dan akan saya jalani yaitu UJIAN KELULUSAN.
Tanggal 14 April 2017, jam 11:50 JST (Japan Standart Time), saya melaksanakan sidang pertama kelulusan doktoral. Sebenarnya rencana kelulusan ini diluar kemauan pribadi saya. Pengennya lulus itu nanti ajah, tahun depan gitu, sekalian sama suami menyelesaikan kerjaan di kampusnya. Tetapi, kembali lagi, manusia berencana, dan ALLAH yang menentukan. Hingga pada suatu hari, Sensei mendatangi saya dan bercerita panjang lebar, yang intinya lebih baik saya lulus bulan September 2017 dengan segala pertimbangan yang ada. Mau gak mau, ya saya mengiyakan ajah.. apalah diriku ini,,, kalo tanpa ALLAh, gak bisa apa. Kalo ALLAh udah berkehendak mah semua bisa langsung JADI. Akhirnya mau gak mau, persiapan ujian harus di tuntaskan dalam tempo yang se singkat singkatnya. Padahal, saat itu udah ada rencana mau ke Taiwan untuk satu minggu. Akhirnya, waktu persiapan 3 minggu itu dipangkas jadi 2 minggu. satu minggu saya siapakn draft tullisan yang harus di kumpulkan, satu amianggunya lagi saya siapkan file untuk presentasi. Dalam selang dua minggu itu, harus ada experiment yang di selesaikan. Sayapun melakukan persiapn sambil melaksanakan experiment. Di tengah tengah kesibukan ini itu, ada beberapa alat yang gak bisa dipakai dalam maintenance, ada juga alat yg rusak saat saya pakai karena kesalahan teknis. pokoknya rasanya riweuhhhhh banget,, ini itu,, ditambah problem alat rusak, hahah pengen nangiss,, mana belom selesai nyiapin buat Ujian. DUa hal yang sangat penting, tapi saya lupa, mana prioritas yang harus saya utamakan. Akhirnya setelah alatnya give up, saya pun rehat dan fokus untuk meneruskan file tulisan yang tidak terjamah.
dan finally, sampai di hari H, saya tidak menjamah materi sama sekali. Gak ada istilah latihan, baca paper, atau apalh yang bisa merefresh ingatan saya mengenai teori yang sudah saya kembangkan.
and you know what happen ? i can not doing well. JUJUR saja saat mau menhadapai hari H, tidak ada sedikitpun deg degan atau apalah greget yang muncul dalam hati saya. semua berjalan smooth,, dan kurang antusias. Mungkin ini karena keinginan lulus yang separuh hati, jadi motivasi untuk doing well juga nihil.
Sepanjang perjalanan study saya, baru kali ini melihat muka masam sensei, dan dia berkata “KECEWA” atas apa yg saya paparkan. miris banget kan yah,, saat penting seperti ini, malah performa yang kurang baik yang saya berikan.
Saat ujiannya sih, saya gak ada feeling apa apa. Dikatain apapun lempeng ajah, seperti gak ada rasa sama sekali,, atau mungkin saat itu saya lagi di bius, jadi serasa mati rasa, hehehhe… dan kepikirannya baru sekarang, koo ya diriku tega banget sih,,,,,, mengecewakan sedemikiannya..
saya teringat memori waktu ujian sarjana dan saat menjalani proses kelulusan. Satu minggu sebelum ujian, saya tidak bisa mendapatkan data yang bagus untu bisa ditampilkan di depan penguji. Dulu sih, bisanya mewek ajah,, sambil berdoa, hihihi… terus, seminggu sebelum ujian itu putar otak, tenaga, usaha dan semua hal yang dimiliki agar bisa merampungkan semua kerjaan dan bisa daftar ujian, sehingga bisa lulus tepat waktu. jungkir balik ambil data dan tulis menulis sudah terlewati, dan tiba di hari H, pas ujian, di tengah tengah saat saya presentasi, dosen pembimbing saya pergi keluar ruangan, meninggalkan anak didiknya yang sedang butuh pertolongan kali ajah ada dosen yang iseng pengen nguji lebih…. hancurlahh hatiku saat itu juga,,, hihihi.. tapi saat itu, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan ujian pertama dengan sempurna.
Tetapi,,,, ujian kedua saya berlaku terbalik. saya tidak bisa menyelesaikannya dengan baik. Karena saya melakukannya setengah hati. i lost my feeling… udah g ada rasa…. apa lagi saat itu lagi putus cintaa… hahahhaha :p…
Saat Ujian master,,, everything going well. ujiannya oke, tapi,, sepanjang perjalanan riset saya,,,, took a long time, bahkan, saya gak bisa menghasilkan data yang bagus. Sempat suatu masa saya setiap mau pakai alat hati saya bergetar kencang, deg degan banget, tangan sampai dingin.. dan pas pegang alat tangan saya bergetar hebat. tau kenapa? Saya deg degan,,, kalau saya merusakan alat tersebut.
Sebelum hati saya deg degan hebat, saya pernah melakukan kesalahan (ini murni karena tidak tau dan tidak pernah tau). Alat laboratorium itu kan harganya mahal banget,,, nahh suatu masa saat saya mau pakai, saya kan belom ahli tuh, maklum anak kampung pegang alat begono rasanya kaya ketemu sama presiden,,,, hihihi,,, yah gitu deh rasanya, sampai ada satu komponen yang jatuh dan terlempar. padahal benda itu penting. akhirnya saya diceramahin lah,,, bla bla bla,,, sampai ada rasa trauma, kalau saya harus pakai alat tersebut… da sampai di hari terakhir pun,, deg degan itu gak pernah hilang.. hihihi,, pengalamnnn pengalamnnn…
klao pas master sih ujiannya belajar banget,, soalnya udah pengen lulus bangett…. jadinya di maksimalkan..
jadi, pelajaran apa yang di dapat,,
ternyata,,, kalo kita melakukan setengah hati, hasilnya gak akan maksimal, kepuasna batin juga hilang.. yang ada nanti menyesal dan timbul pertanyaan kenapa aku begini begitu…
yooosshh masih ada sesi kedua,
lakukan dengan penuh persiapan, keihklasan dan perjuangan,,,,
jangan berhenti berjuang dalam segaala bentuk