Uncategorized

Second Pregnancy

Alhamdulillah, finally I had brave to writing my second pregnancy life.

Yes, I was preggy from 9 months ago. Now is become 39 weeks, and just waiting for baby delivery.

Sebenarnya  pengen banget nulis ini semua sejak jauh jauh hari, sejak mulai merasakan  ada yang beda ditubuh, sejak hati mulai bimbang (ceileehh,, bimbang macam lagu Teh Melly aja ya.. part bimbang ini bakalan lebih seru dari yang dikira ). Sejak tau kalau ternyata hamil ( lagiiiii!!!!!).. yah banyak sekali hal yang terjadi selama delapan bulan kebelakang.

Semua hal yang tidak pernah terkira muncul begitu saja dan tiba tiba dalam setiap fase kehidupan. Pengen teriak,….. Ane belum siappp!!!!!. Tapi mikir lagi, emang kalo teriak belum siap bakalan berubah kaya di film filam gitu? Enggak juga.

Well mau tidak mau semua harus diterima dengan lapang dana (eh lapang dada maksudnya) penuh ke ikhlasan, penuh perjuangan dan penuh semangat tentunya (poin semangat ini sangat penting banget)..

Oke, cerita dari mana? Sebelum lanjut ke cerita berikutnya, mau ngasih pengumuman dulu, ini cerita bakalan panjang banget, yahhh secara dirangkum sejak awal hamil sampai sekarang mau melahirkan.

  • Akhir januari 2015.

Alhamdulillah, ada kesempatan untuk pulang ke Indonesia walaupun cuma dua minggu aja. Awalnya sih, Sensei ngasih izin dengan kening yang mengkerut. Yaa,, akhirnya Saya balas juga dengan kening yang mengekrut (sama sama mengkerutnya,, akhirnya Beliau kasih Izin juga)..

Dua minggu di Indonesia gak kerasa banget, tau tau udah mau balik ke jepang ajah. Ya secara liburannya dibagi bagi ujung timur seminggu, ujung barat seminggu. Total pas dua minggu. Selama kepulangan perut sudah merasa tidak beres, rasanya selalu kembung, semacam masuk angin. masuk angin yang berkepanjangan, gak berakhir cuma semingu aja ni perut kembung. Dipikir sih emang bener masuk angin, secara kan perjalanan terus, jadi anginnya pada nakal nempel sana sini gak mau lepas. Ngobrol sama suami, iya kita sama sama sepakat ini memang masuk angin, ya sudah,, kita baikan saja perut kembung. Menikmati masakan Indonesia lebih nikmat…. Semakin kembung semakin di isi yang pedas pedas.

  • Awal februari 2015

kita balik lagi ke Jepang. Ternyata kembung yang berlangsung selama di Indonesia masih berkelanjutan. Ini kenapa masih kembung juga, ngobrol sama suami, iya nih kayaknya masuk angina terus. Eh tiba tiba kepikiran,

  • S: apa mungkin hamil ya???
  • I: Ahhh enggak mungkin hamil, kan sudah ‘dijaga` (saat itu kita sepakat menggunakan KB alami, berhubung mau merencanakan kehamilan nanti setelah selesai studi).
  • S: Tapi siapa tau beneran hamil,. Emang kamu udah berapa lama enggak datang bulan?
  • I: hemm berapa ya? Udah lupa, udah 3 bulan yang lalu kali ya (Karena menyusui, jadi datang bulan semacam periode yang unpredictable, gak bisa diprediksi kapan datang kapan pergi, jadi sejak saat menyusui enggak pernah ngitung lagi masa masa datang bulan)
  • S: coba di tes dulu ( kebetulan ada test pack di rumah yang masih nganggur)

Saat itu juga buru buru lah saya melakukan tes pack. Perasaan pas nunggu beberapa detik setelah tes, rasanya deg degan, berharap itu tanda merah dua gak akan muncul, wait… kenapa muncul dua garis merah?????? Ini kayaknya enggak mungkin… masa Hamillll???? Itu perasaan dan pertanyaan yang menjamur saat tau ada dua garis merah di alat tes kehamilan.

Selepas itu buru buru laporan ke suami. Yang lagi nunggu hasil.

  • I: kayaknya aku hamil deh.
  • S: Hah? Massa? Beneran hamil?
  • I: lha iya,, masa hamil ya,, ini tes packnya nunnjukin dua garis merah.

Kita sama sama diam seribu bahasa. Entah apa yang ingin kita ucapkan, semua terasa sangat tiba-tiba, diluar dugaan dan diluar nalar kita sebagai manusia. Saat itu ingin sekali  rasanya nangis, tapi apa yang perlu ditangisi? Sedih? Enggak juga. Senang? Enggak juga? Terharu? Apalagi. Semua perasaan yang dirasakan saat itu diluar yang pernah dialami. Kita hanya terdiam, berpikir (walaupun tak ada yang kita pikirkan). Jika pikiran bisa berada pada posisi pause, mungkin saat itu kita mengalami pause. Dilatasi waktu, unpredictable condition, random moment.

Selepas saya tau kalau itu tes pack nunjukin dua garis merah, saya buru buru kirim sms ke teteh:

  • M: teh, kalo periksa kehamilan yang bagus kemana?
  • T: saha nu hamil?
  • M: mpi….
  • T: Haahhh Serius??? Hahahahahha teteh mah hayang seuri.
  • M: enya teteh hayang seuri, mpi mah asa haying ceurik, kudu kumaha atuh…

Begitulah sepenggal obrolan yang terjadi..dlanjutkan ke hal hal obrolan yang tidak penting pada akhirnya. Hehehhee
Yang langsung muncul adalah pikiran bagaimana ini sekolah kalo hami lagi? Beberapa rencana konference yang sudah dijadwalkan? Semua hal yang berkaitan dengan “dunia” sibuk mengambil peran yang paling dominan dalam pikiran saat itu. 

Tetapi kembali lagi, bahwa apa yang sudah Allah beri pasti akan satu paket dengan jalan keluarnya. Gak mungkin Allah kasih sesuatu separuh separuh. Gembok akan berpasangan dengan kuncinya. 

Pada akhirnya hingga sekarang.. Minggu ke 39 Alhamdulillah semua berjalan normal saja.. Kita hanya butuh ikhlas dan sabar menjalani setiap fase yang sudah ditetapkan. Berperan sebaik mungkin. Menjadi artis yang multitalenta dalam film kehidupan kita sendiri.

Akhirnya ke esokan harinya, saya dan suami pergi ke rumah sakit yang diharpakan (berharap dapat rumah sakit negeri, dengan pelayanan yang memuaskan dan biaya yang tidak memberatkan).

Kami pun sampai di rumah sakit dengan prosedur yang cukup rumit. Di Jepang, (selama periksa kehamilan yang saya alami) kita tidak bias dengan langsung tunjuk tangan mau diperiksa sama dokter A, saat itu juga, ada prosedur yang ahrus dilewati, protocol yang jelas, dan dengan informasi yang harus jelas juga.

Gambaran saat pertama kali datang kerumah sakit untuk periksa kehamilan:

  1. ingat ingat mengenai informasi pribadi kita (yang berkaitan dengan kehamilan) :
  • kapan tanggal terakhir haid,
  • kapan kita mengetahui kehamilan,
  • apa sudah pernah periksa ke dokter/klinik sebelumnya,
  1. dokumen yang berkaitan dengan asuransi harus dibawa, data diri, informasi penting mengenai kependudukan kita harus di serahkan dan didata oleh pihak rumah sakit.
  2. ada beberapa dokumen yang harus di isi yang diberikan pihak rumah sakit, yang tentu saja isinya berkaitan dengan informasi ibu hamil.

Karena saya dan suami buta sama bahasa jepang, dan ini kelemahan kita yang sampai detik ini belum ada improvisasi, jadilah kita macam orang yang tak tau arah harus kemana dan harus ngomong bagaimana, yang penting maksud dan tujuan kita bisa tarsalurkan, itu juga udah Alhamdulillah mereka sedikit faham apa yang kita mau.

  1. informasi biaya pas awal kedatangan ke rumah sakit, Karena kita belum memiliki kupon diskon dari kelurahan, maka diwajibkan bayar sekitar 20.000 Yen, untuk periksa awal kehamilan dan PAP SMEAR ( ini periksa wajib bagi siapa saja yang hamil. Biasnaya PAP SMEAR include dengan pemeriksaan rutin kehamilan).

Sempat kaget juga sih, woow mahal bingittt…. Hahahha berharap dapat yang murah eh taunya dapat yang mahal,, ya udah,, udah daftar masa mau pulang lagi, akhirnya dilanjutkan saja, nunggu panggilan dari layar monitor.

Akhirnya setelah menunggu sekitar dua jam, giliran pemeriksaan tiba. Dari hasil pemeriksaan, ternyata usia janin udah hamipr 9 minggu. Dokter bilang ini sudah besar, dan rumah sakit kami tidak bisa menerima anda untuk melahirkan disini. Saya Tanyakan sekali lagi sama doketrnya.

  • M: So Can I  giving birth in this hospital Sensei?
  • D:You can not.
  • M: Can or Can not (buat meyakinkah hati apa yang dibilang dokter itu)
  • D:Can not. Your baby is to big to accepted in this hospital. You don’t need to do PAP SMEAR cek, because you will not giving birth in this hospital.
  • M: ohh okay sensei, thank you.

Suami nunggu diluar. Cerita sama suami kalo bayi udah usia 9 minggu ajah. Dia kaget,, lha ko udah besar ya. Ya sayapun kaget ko bayinya udah 9 minggu aja. Kita masih mikir,,mikir dan mikir, akan bagaimana jalan hidup kita kedepan dengan anggota baru yang akan dating beberapa bulan lagi.

Administrasi dirumah sakit diselesaikan dengan cepat, seab kita tidak bisa melahirkan di rumah sakit tersebut. Biaya awal periksa kelahiran sekitar 10.000 ¥.

Pulang dari rumah sakit, kita langsung pergi ke KUYAKUSHO( semacam kelurahan yang mengurusi semua urusan warga, muai dari kesehatan, kependudukan, pendidikan, dan banyak lainya. Miniatur pemerintahan yang selalu ada di setiap daerah di jepang).

Lanjutan cerita mengenai pengurusan dokumen kelahiran dilanjutkan di sesi berikutnya…

Terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat..

Dan doakan semoga lahirannya lancar. Aamiiin..

Kiss kiss

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *